Langsung ke konten utama

Di sudut kota Metropolitan



Oke , malam itu bulan bersinar seperti biasa, sayup sayup padatnya kendaraan yang begitu mengusik ada moment yang tertangkap bukan hanya di mata tapi mengingatkanku pada realita yang seharusnya tidak di abaikan.

jalanan ibukota, tak pernah mati, pukul 10 malam menyusuri jalanan, terheran, jalanan ini masih ramai, jauh berbeda dengan jalanan di kampung halamanku. hello ris ? ini jakarta. oke lupakan~

di tengah jalanan luas ini, aku merasa kecil, motor yang hanya memakan tempat secuil ini, dan memandang sekitar, bangunan bangunan tinggi pencakar langit, itu berjajar dengan lampu lampu di setiap jendela yang menambah kesan hidupnya kota ini di malam hari.

#Moment 1#
belokan 1, satu hal yang aku sukai ketika aku jadi yang di bonceng. mataku bisa bebas kemanapun, menyaksikan semua kejadian di sekitar dan rasa penasaranku. tapi malam itu, dengan kecepatan kendaraan yang tak begitu cepat, mataku terpaku pada rumah itu.

rumah sederhana, 4 x 3m tepat di pinggir jalan. bukan bukan masalah itu. rumah bernuansa 20 tahun silam *lahir pun belum*, dengan lampu 5watt seadanya di teras tanah dan pintu sederhana itu menarik segala kekaguman ku pada jalanan ibukota. "sederhana" kata yang tepat di tengah megah dan gemerlapnya bangunan pencakar langit, rumah itu menyelip di antaranya, seperti tetap bertahan di antara kehidupan yang keras :')

pernah suatu ketika pula, hal seperti ini sudah tidak aneh di ibukota ini.

*lain cerita
sore itu, berjalan ke lapak mengajar aku menemani temanku mengajar anak anak tepatnya di perkampungan para pemulung. tak heran, jalanan yang jauh dan tak elok kami lewati, dari mulai tumpukan sampah yang menggunung di awal kampung ataupun jembatan kayu seadanya yang menyambungkan jalan masuknya.
tapi berbeda jika kamu membalikkan badan tepat di belakang, jalan yang berlawanan arah. jajaran perumahan itu berjajar, elit, jalanan yang bersih, pagar pagar yang tinggi dan bunga bunga yang tertata rapi di taman, mobil di setiap depan rumah, tak jarang anak anak perumahan yang terlihat bermain sepeda di jalan.

terasa aneh jika rumah seperti ini masih ada di antara kilau tadi bukan ? tapi ini realita. hatiku bercerita. dalam kehidupan bukannya selalu seperti itu ? ada si kaya dan si miskin, mereka sama sama hidup, menjalani hidup dengan cara masing - masing.

perjuangan itu ada pada tiap diri manusia. entah di mana posisi itu, di kantor yang megah dan penat tuntutan atau  mengais rezeki untuk sesuap nasi tiap harinya. mereka sama sama berjuang.

nah, ada satu pemahaman, jadi ris, nih, kamu yang beruntung bisa hidup sampai sekarang, yang sedang berjuang untuk masa depan, dimanapun Allah memposisikan ku ada janji "kita harus bersyukur" menjadi orang yang cukup bersyukur bahwa sosok ini tak perlu khawatir jika tak ada nasi yang dimakan, tak perlu khawatir ketika ayah tak kunjung pulang karna mencari rizki, bukannya masih banyak yang harus di syukuri. dan ingat ris, jangan jadi manusia yg hatinya keras, gak peka sama keadaan, kalau bisa bantu bantuin. mereka juga sama sama manusia, sama sama berjuang. (o_o) MasyaAllah

#moment 2#
perjalanan berlanjut, di tengah lamunan ku akan rumah tadi, motor melaju di antara jembatan gantung (?) yang mengherankan adalah, sosok sosok itu, di larut malam ini, ada sosok paruh baya bapak yang mengangkat 2 ember semen penuh di tangannya, dengan wajah yang sudah kaku terhempas dinginnya udara. sosok itu ada.

hati bercerita. jika itu ayahku aku takkan tega menyaksikannya, seseorang yang di malam hari larut bekerja, di jalan ini. bahkan keramaian jalanan pun mengabaikan keberadannya. tapi hatiku menangkapnya.

hei ris, coba lihat, betapa hebat semangat dan tekad manusia. jika kamu bisa menyerah hanya karena hal yang sepele maka coba bayangkan seberapa besar perjuangan sosok sosok tangguh ini, di mana di ujung dunia lain, di dalam rumah yang nyaman, di depan tv, di dalam kamar yang hangat, atau bersama keluarga merasakan kehangatan nya,ada sosok yang menembus dinginnya malam memperjuangkan kehidupannya.

jadi kamu harus tangguh yap :) jangan lupa bersyukur, dan pandangan akan sosok itu menghilang di tengah harapan bahwa setiap manusia berjuang mendapatkan apa yang di perjuangkannya. AllahuAkbar

#moment 3#
aku yang seperti ini. dari segala perjalanan ini. keingintahuanku, dan terhadap banyak hal di luar sana yang tak ku ketahui aku merasa seperti ini,
kosong, begitu banyak hal yang belum ku ketahui, lantas tidak malu kah ris ? dengan waktu yang kamu buanh sia sia berjam jam di depan laptop bermain harvest moon ? atau tidur 5 jam penuh di siang hari minggu ? padahal masih banyak yang bekum kamu ketahui dan harus segera kamu ketahui.

agar hati ini tidak menjadi keras karna ketidaktahuan
agar sosok ini tidak tertuntut karna ketidakpedulian
atau agar sekedar merasakan senyuman tulus dari kebaikan
bukan itu fitrah menjadi manusia yang baik !
agar sekedar untuk tetap bertahan menjadi manusia yang baik ^.^



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Cinta ?

---------------------------------------------Behind the Story --------------------------------------------- Aku ingin menceritakan tentang Nisa, gadis berusia 19 tahun. Mahasiswa, mempunyai kehidupan normal dan impian yang tinggi. Masih tertatih menjadi muslimah sejati. Cinta Allah dan Rasul insyaAllah Cerita ini dimulai dari menceritakan diriku dari sisi lain. bukannya mempunyai dua kepribadian atau -apa, seperti cerita itu hanya lewat ketika peristiwa yang sebenarnya terjadi. Cerita ini entah mengapa cocok dengan lagu favorit yang tak sengaja di pertemukan dengan penulis :) tentang edcoustik :  https://edcoustic.wordpress.com/about/ menulis cerita ini aku takut ketika semua menjadi realita tp dalam hati aku ingin menegur diriku sendiri bahwa tidak bersyukur adalah hal yg sangat tak terpuji. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- Berjalan pulang, kuliah selesai setengah jam dari sebelumnya, pukul 12.30 a

Sedikit Kata ~ Padang Pasir

Pict https://hdmessa.files.wordpress.com/2010/02/desert_oasis__libya-2.jpg ini yg di dapet dari hampir sebulan baca buku Fatimah Az-zahra~ Walaupun dilahirkan di Indonesia yg dari lahir jarang lihat gurun padang pasir~ dari cerita perjuangan Rasulullah SAW dalam ber-hijrah demi memperjuangkan agama rahmatan lil alamin :) coba bayangkan betapa panas dan keringnya, dengan kekuatan dan keyakinan iman berhijrah meninggalkan kota kelahiran dan rumah.  Dulu di sma~ salah satu alasan mengapa kita di anjurkan untuk melakukan rihlah agar bisa memaknai peristiwa sejarah islam di tempat yg kita kunjungi dan insyaAllah "padang pasir", saksi bisu bagaimana rasulullah dan sejarah islam berjuang sampai mencapai kejayaan nya adalah daftar tempat yg akan di kunjungi di masa depan ^.^ Dan ada satu hal tentang gurun pasir, puisi asal tapi bermakna jika kalian tau maksudnya #jadi coba pahami layaknya gurun yang begitu luas  seluas mata memandang seperti tanpa ujung. dari

Catatan tentang Totto chan, The Little Girl at the Window

picture :  http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d1/Totto-chan.png Sedikit kutipan dan kesan usai membaca buku "klasik" yang ternyata baru di takdirkan di baca penulis di tahun 2015 *yeay* Sebuah Ironi dalam sayonara :’) Di antara rasa takjub dan heran penulis sebagai tokoh totto chan sendiri menceritakan segala masa kecil. Indah sedikit iri akan kebebasan masa kecil tiap anak dalam mengekspresikan dirinya, mendengarkan irama alam, dan mendapatkan kepercayaan untuk mencari jati diri nya, sistem pendidikan yang bisa di katakan “jenius” menurutku bahkan hingga sekarang di tahun 2015 di mana sangat sulit di percaya buku ini telah lama di tulis hingga sampai ketanganku hingga menulis ringkasan, yang entah mengapa  aku tidak ikhlas jika hanya membiarkannya dibaca dan berlalu. Dan perasaan ini lah yang memaksaku untuk mengabadikannya dalam sedikit resensi dari buku Totto chan gadis cilik di jendela. “kau anak yang benar – benar baik, kau tahu itu, kan ?” kata ya