Langsung ke konten utama

Hujan yang bercerita

pict : https://www.google.com/search?q=hujan&source=lnms&prmd=inav&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMI4736qPPyyAIVBC6mCh36bAtU&biw=601&bih=780#imgrc=wdRBN-jhsVnYWM%3A

hi hujan :)
dalam rentetan peran normalku sebagai manusia
aku tak bisa mengabaikanmu~

tetes tetes air, berjatuhan dari atap gelap
angin berubah dingin mengenalmu
dan aku bersyukur akan kedatanganmu

dalam kesibukanku,
terpaan mu yg di terbawa angin
mengingatkanku
bercerita soal waktu

-1- hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang seorang ibu dengan wajah khawatirnya memegang payung di pinggir jalan demi sang anak

#sore, seperti biasa, diriku versi 13 tahun selalu lupa untuk membawa payung. di dalam angkutan sudah ku sesali semua perbuatan ku :" dan ketika mulai terlihat pos jalan rumahku, dengan nekat aku turun. sperti biasa. berlari turun sambil mencari tempat berteduh.

dengan senyum aku menemukannya. di seberang jalan sana. mama ku selalu berdiri. senja di ujung langit sana saksi nya. berdiri dengan payung di tangan kanan dan payung untukku di tangan kiri. wajah tanpa lelah dan ikh
las nya yang menengok tiap kali mobil angkutan berhenti satu perasatu. dasar ceroboh ! tapi aku lega, mengingatkanku bahwa ada malaikat yang dikirim Tuhan yang terus mendekapku di setiap dingin hujan datang. thanks mama :)

-2-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang bagaimana tamparan dinginnya menampar asa yang sempat hilang di bawah langit pekat

#pekat. aku membencinya. diriku 16 tahun. sepatu ku telah basah. payung yang sedari tadi ku pegang tak mempan dengan hujan yang dibawa angin ini. di atas sana petang sudah tiba. pohon pohon beringin di sepanjang jalan ijen ini, begitu berisik menambah kekesalanku.

pekat membawaku. dalam asa yang pernah ada. aku bercerita dengan diriku sendiri. untuk apa susah susah aku menembus hujan ? berdiri di pinggir jalan ini di malam hari ? padahal teman temanku skrng sedang nyaman di dalam kamar asrama, kering mendengarkan ustadz menerangkan kitab .-. kenapa ? hujan meredam semua keramaian. yang dari setadi mengusik, klakson mobil begitu ramai dari kejauhan teredam olehnya. terimakasih hujan, dan aku menemukan alasan setelah sejenak membiarkan dinginnya menusuk dan membawa senyap dalam kekacauan asa.

-3-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang rumah yang sempat hilang, dan mengingatkanku akan kehangatannya

#hujan turun di bumi ini, dari atas gedung sekolah ini aku suka memandangnya. tanpa batas, kupandang langit tak ada apapun yang membuatku tertarik darimana tetesan air ini turun.

dibawah sana. teman temanku sudah pulang dengan payung dan mantelnya masing2, diujung jalan sana, gang yg berujung pada jalan raya bisa kulihat, orang tua yang menjemput anak2 nya dari sekolah.
aku disini tidak akan pulang ke mana mana. dan aku berdiri dalam diam, karna rumahku ternyata sudah lama hilang ~
kalian tau 🙊 hilang di sini bukanlah kekecewaan yang benar benar harus di sesali. kehilangan sejenak rumah, seorang anak bisa belajar berdiri sendiri, seperti melepas dari rangkulan kemanjaan, ku biarkan diriku merasakan dinginnya hujan sendiri. keluar dari kehangatan rumah dan kenyamanan kekhawatiran orang tua. dan seperti ini kubiarkan tangan ku menyambut hujan dan memandang mereka sedikit memberi kehangatan bahwa aku juga punya orang tua, hanya saja jauh di sana.


-4-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang sepasang sandal yang terabaikan dan terombang ambing terbawa senja

#hujan lagi, mengusik karena tetes dingin itu membasahi seragamku yang masih harus dipakai untuk besok. aku berlari menembusnya, cepat cepat berteduh. ada yang berbeda dari gang sekolah ku ini. di pojok kanan tempat berteduhku, gerbang sekolah yang selalu diam dan dingin kokoh melindungi sosok yang meringkuk, ibu ibu. teracuhkan dalam aliran deras hujan, seperti sandal, ibu itu duduk di situ tanpa perlawanan. terombang ambing dalam kebingunan kah ? bukankah hidup ini kadang begitu tega ?

yap sore itu, ibu itu ada di situ. dalam kedinginan itu dia bercerita, dia hilang dalam ingatan, tanpa rasa, dia terbawa dalam hujan~ dan dalam kebingungannya dia menyerah.

-5-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang kebenaran teori benci itu selangkah dengan cinta.

#nak kecil. kilat menyambar. langit gelap, apalagi yang harus dibenarkan untuk tidak takut ? sosok dewasa di dapur rumahku biasa saja. bagaimana bisa ?

aku tidak suka ini, bisakah ku larang hujan turun ? aku membenci nya. benar benar. harusnya aku bisa main di luar sana. tapi tawaran dingin air terasa dan sambaran kilat iku mengurungkan niatku. oke jika aku membencinya maka harus aku tinggalkan.

ku tutup semua jendela, ku nyalakan semua lampu. dan seperti biasa aku punya pelarian untuk rasa takutku. di bawah selimut di kamar ku dengan komputer kakak ku aku akan mengplay musik keras keras untuk mengacuhkan hujan, dan menghabiskan waktu bermain game. tidur. membaca. apapun tuk melupakan langit gelap diluar sana yang begitu menyeramkan. siapa yang tau diriku yang dewasa begitu mencintai hujan. tetes tetesnya, keheningan dan kemampuannya untuk meredam kesibukan memberiku ruang untuk bersyukur dan disitulah ku dengarkan hujan bercerita.


-6-hujan yang bercerita,
 bercerita bahwa sedewasa apapun manusia dia pernah begitu bangga dengan kaki yang berlepotan lumpur dan tubuh basah kuyup

#jam sekolah berdering, nada seperti stasiun itu begitu aku sukai, tandanya waktu bermain ku tiba, hujan ? tenang jas hujan berwarna biru muda tadi sudah di siapkan mama. dan aku sudah siap dengannya dan cangkingan sepatu yang sudah di bungkus keresek. dan siap berlari di lautan genangan ini. hihi terkekeh aku bermain cipratan air dengan teman temanku. jika jarak sekolah mi ku dari rumah bisa di tempuh 15 menit dengan berjalan kaki, maka pengecualian untuk hujan 30 menit lamanya kami bisa berjalan. tidak hanya berjalan shht !

hujan bercerita. memandang diriku 9tahun dengan tas di tangan kanan, mantel yang seadanya menutupi kepala, aku bermain dengan lumpur, genangan dan apapun yang menarik, termasuk guyuran air dari sudut rumah yang terjatuh dari atas, seperti melihat air terjun indah kami bergantian duduk di bawahnya wkwk dan tau ? rasanya kami seperti sedang berlibur~ tak paham dengan diriku masa kecil.
didepan warung rumahku, mama ku yang marah akan muncul, heran dengan anaknya kenapa aku bisa basah kuyup, heran juga kenapa~
aku begitu ingin bermain di luar ketika hujan, heran juga kenapa mama ku selalu tak lupa membawa mantel padahal tau mantel itu tak pernah melindungi ku dari tetsan hujan, heran heran aku seperti mempunyai dunia yang berbeda di masa kecil.bercerita tentang masa kecilku.

-7-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang kesedihan, bahwa kesedihan itu ada akhirnya.

tes tes. ku pandangi dari jendela kamarku, 3 hari ini. dingin kosong begitu sesuai dengan hati, ada sesuatu yang hilang dari nya. sisi dingin nya kubiarkan menerpa kenyataan, kadang aku bersyukur ada hujan. menghentikan segala aktivitas, menebar sunyi, dan di ruang itu aku bisa berfikir pelan akan apa yang terjadi.

it's fine, all is well, kata itu ku ucapkan berkali kali dalam ruangan yang dibuatkan hujan untukku. it is fine, kakek tercintaku sudah pergi, all is well jika aku menjadi dewasa tanpanya. tanpa telfon dari nya, tanpa bercerita kepadanya, tanpa cerita cerita nya, atau gendongan nya di usia tuanya yang padahal mengangkat ku saja sudah merupakan perjuangan. bye kakek, dalam hujan aku melepas kealpannya, dan menerima kenyataan bahwa sedih harus berakhir benar benar. hi hujan, bantu aku untuk tersenyum kembali :)


-8-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang sudut sekolah, betapa berharganya kehangatan teman

#pojok sekolah. sekolah ku begitu besar, tapi jika kau terus berjalan ke ujung kiri dari gerbang belakang menyusuri lorong lab kimia, kelas, toilet lalu naik tangga, di lantai 2 di situ ada yang spesial : MITC, markas kedua setelah kelas aksel nyamanku, ada mitc, dengan kakak kakak yang membawa kericuhan canda, dan sahabatku si sol, teman temanku yang memounyai passion yang sama kami berkumpul. yap itulah magesa IT club, di dalam sana dari pagi sampai sore, di antara project project dan tantangan yang kita ambil, kita di bawa oleh waktu menyusuri porsi keyakinan, semangat dan, kehangatan meraih apapun bersama.

membawa cerita, hujan itu. aku berlari tergesa gesa, membawa laptop di tangan kananku dari asrama, memakai sandal, aku naik kelantai 2, seperti biasa, sofa malas itu di situ, cepat cepat masuk, aku lupa soal hujan. kehangatan itu, kakak kakak pembimbing yang seperti biasa hangat dengan pembicaraan masing masing, aku dan si sol yang siap melanjutkan project dan kami menghabiskan waktu seperti itu, mengabaikan dingin hujan kami mempunyai ruang sendiri.

-9-hujan yang bercerita
hujan bercerita bahwa ada yang begitu membencinya

#pagi hari hujan telah menyambut. untukku yang hanya selangkah sudah mencapai sekolah, ini bukanlah masalah yang berarti. lima menit sebelum bel berdering berlari dengan *pura2 menggunakan sepatu aku berlari menoleh kanan kiri misal saja ada guru tatib yang bakal memberikan point pelanggaran kalau tau aku memakai sepatu seperti ini, untungnya kelas aksel ku selalu nyaman 15 langkah dari pintu asramaku, dengan karpet dan ac nya, aku bebas melepas sepatu dan tengkurap di dalamnya, hehe itu kelasku yang spesial. tapi hujan membawa cerita berbeda, setelah ngaji rutin di pagi hari dan membaca asmaul husna bersama sama, wajah sedih itu datang dengan rintik hujan di luar sana.

membawa kabar , bahwa satu teman kami telah meninggal kecelakaan , kami terdiam. di tiap kehilangan ini selalu seperti ini. ada sesuatu yang hilang yang tidak bisa ku pertahankan.. aku mendoakannya ~ dan aku begitu benci ketika ini datang bersama dengan hujan

karna apa ? kedinginan itu sepadan ? dengan sesuatu yang hilang, memejamkan mata aku memilih hujan untuk berhenti, menyuruhnya berhenti karna aku harus mengatasi dingin sedih daripada mendengarnya bercerita, selamat tinggal teman :')

-10-hujan yang bercerita
hujan bercerita tentang sederhananya pertemanan

#hari itu kelasku libur, kami sekelas berencana ke rumah mimin, dengan di bonceng salah satu temanku, kami menuju lokasi, kelas spesialku dengan acara2 spesialnya. berniat membuang penat setelah melewati berbagai try out unas dan rutinitas 10 jam di kelas mendengarkan guru, kami ingin main.

seperti liburan, aku suka rumah temenku yang satu ini. berada di ketinggian normal perumahan rumah ini berbeda. dari gerbangnya kami harus menaiki tangga yang cukup tinggi hingga mencapai ke terasnya.

 dan seperti itu hari itu berlalu. 1 tahun lagi kami lulus, dan berpisah , dari makan semangka bersama, makan kue, main di ayunan, berjalan jalan di pekarangan desa, hingga  hujan datang menyimpan memory itu, mendiamkan kesibukan di antara kita, dan mendekatkan kita dalam kehangatan kebersamaan berteduh. hari itu, siapa yang tau bahwa itu menjadi kenangan kebersamaan yang indah dan hujan menyimpannya  buatku. bercerita padaku ketika kami sudah berpisah. thanks.

-11- hujan yang bercerita bahwa apapun hanya harus di jalani

#dengan serius tidak ada niat kebanggaan aku menjadi siswa aksel, kami tertekan, di tengah persiapan unas, try out, ujian madrasah, praktik dan snmptn, kami harus melalui satu tambahan tes, tes IQ untuk syarat mengikuti ujian nasional di pacet.

tertekan ? yap. rasa rasanya ingin ku tambah waktu ku, semua ini datang begitu cepat dan bergerombol, sesak bernafas. kami terdiam dalam mobil sekolahan yang membawa kami ber-21. guru pembimbing kami memberikan nasehat nasehat dan bahkan membawa canda tau kalau kami terbebani.

takut takut kalau hanya karena tes ini kami harus membuang semua usaha 2 tahun ini mengejar semester.

dan hujan bercerita. jalanan ke pacet begitu indah, hujan yang menyambut pagi ini, ku buka jendela mobil, liuk liuk dataran tinggi, sepi nya daerah ini, mengatakan padaku bahwa aku harus melepas beban kekhawatiran, ku tarik nafas panjang dan hampir aku berteriak "aku bebaas" hari itu selesai, kami berhasil, berhasil menepati perjanjian bahwa kami akan wisuda bareng 3 bulan lagi.

-12- hujan yang bercerita tentang seorang anak yang salah

#telat, hujan itu membiarkan kami harap harap cemas di depan pintu asrama. wajah pak yasin yang marah membayangi kami. hari ini setelah les di luar tidak langsung pulang kami malah bersantai makan jagung rebus di jalan ijen dan sempat sempatnya duduk duduk bareng mas mas pengajar hanya sekedar untuk bercanda.

dan alhasil jam 7 kami baru sampai asrama. dan gerbang asrama itu terkunci rapat, melarang yang melanggar aturan masuk. kami diam dalam hujan :" dan 15 menit , bu yasin yang penuh kehangatan membukakan pintu dan bilang jangan di ulang lagi, pak yasin marah :3

hujan yang bercerita, banyak hal, melewati waktu, namun tetap tak berubah, tak goyah, dia bercerita dengan cara yang sama ?
cara sama ?
dingin terpaan angin
kilat putih di atas sana
tetes air yang menari
berjatuhan di atas bumi
aroma tanah semerbak
dan kesunyian di bawah payungku yang sama~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Cinta ?

---------------------------------------------Behind the Story --------------------------------------------- Aku ingin menceritakan tentang Nisa, gadis berusia 19 tahun. Mahasiswa, mempunyai kehidupan normal dan impian yang tinggi. Masih tertatih menjadi muslimah sejati. Cinta Allah dan Rasul insyaAllah Cerita ini dimulai dari menceritakan diriku dari sisi lain. bukannya mempunyai dua kepribadian atau -apa, seperti cerita itu hanya lewat ketika peristiwa yang sebenarnya terjadi. Cerita ini entah mengapa cocok dengan lagu favorit yang tak sengaja di pertemukan dengan penulis :) tentang edcoustik :  https://edcoustic.wordpress.com/about/ menulis cerita ini aku takut ketika semua menjadi realita tp dalam hati aku ingin menegur diriku sendiri bahwa tidak bersyukur adalah hal yg sangat tak terpuji. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- Berjalan pulang, kuliah selesai setengah jam dari sebelumnya, pukul 12.30 a

Sedikit Kata ~ Padang Pasir

Pict https://hdmessa.files.wordpress.com/2010/02/desert_oasis__libya-2.jpg ini yg di dapet dari hampir sebulan baca buku Fatimah Az-zahra~ Walaupun dilahirkan di Indonesia yg dari lahir jarang lihat gurun padang pasir~ dari cerita perjuangan Rasulullah SAW dalam ber-hijrah demi memperjuangkan agama rahmatan lil alamin :) coba bayangkan betapa panas dan keringnya, dengan kekuatan dan keyakinan iman berhijrah meninggalkan kota kelahiran dan rumah.  Dulu di sma~ salah satu alasan mengapa kita di anjurkan untuk melakukan rihlah agar bisa memaknai peristiwa sejarah islam di tempat yg kita kunjungi dan insyaAllah "padang pasir", saksi bisu bagaimana rasulullah dan sejarah islam berjuang sampai mencapai kejayaan nya adalah daftar tempat yg akan di kunjungi di masa depan ^.^ Dan ada satu hal tentang gurun pasir, puisi asal tapi bermakna jika kalian tau maksudnya #jadi coba pahami layaknya gurun yang begitu luas  seluas mata memandang seperti tanpa ujung. dari

Catatan tentang Totto chan, The Little Girl at the Window

picture :  http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d1/Totto-chan.png Sedikit kutipan dan kesan usai membaca buku "klasik" yang ternyata baru di takdirkan di baca penulis di tahun 2015 *yeay* Sebuah Ironi dalam sayonara :’) Di antara rasa takjub dan heran penulis sebagai tokoh totto chan sendiri menceritakan segala masa kecil. Indah sedikit iri akan kebebasan masa kecil tiap anak dalam mengekspresikan dirinya, mendengarkan irama alam, dan mendapatkan kepercayaan untuk mencari jati diri nya, sistem pendidikan yang bisa di katakan “jenius” menurutku bahkan hingga sekarang di tahun 2015 di mana sangat sulit di percaya buku ini telah lama di tulis hingga sampai ketanganku hingga menulis ringkasan, yang entah mengapa  aku tidak ikhlas jika hanya membiarkannya dibaca dan berlalu. Dan perasaan ini lah yang memaksaku untuk mengabadikannya dalam sedikit resensi dari buku Totto chan gadis cilik di jendela. “kau anak yang benar – benar baik, kau tahu itu, kan ?” kata ya