Langsung ke konten utama

Muhasabah Cinta ?

---------------------------------------------Behind the Story ---------------------------------------------
Aku ingin menceritakan tentang Nisa, gadis berusia 19 tahun. Mahasiswa, mempunyai kehidupan normal dan impian yang tinggi. Masih tertatih menjadi muslimah sejati. Cinta Allah dan Rasul insyaAllah

Cerita ini dimulai dari menceritakan diriku dari sisi lain. bukannya mempunyai dua kepribadian atau -apa, seperti cerita itu hanya lewat ketika peristiwa yang sebenarnya terjadi.


Cerita ini entah mengapa cocok dengan lagu favorit yang tak sengaja di pertemukan dengan penulis :)

menulis cerita ini aku takut ketika semua menjadi realita tp dalam hati aku ingin menegur diriku sendiri bahwa tidak bersyukur adalah hal yg sangat tak terpuji.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berjalan pulang, kuliah selesai setengah jam dari sebelumnya, pukul 12.30 aku berjalan cepat menembus keramaian temen sekelasku yg juga akan pulang. aku harus cepat cepat sampai ke mak cepat sampai rumah dan istirahat.
gila hari ini sangat panas, berjalan dengan kecepatan biasa bakal memperlama penyiksaan terik matahari siang ini.
setelah sejenak mampir ke kos lila aku bergegas pulang, jam 13.17 aku belum sholat dan lapar, sepertinya memang aku harus bergegas. berjalan aku berpapasan dengan kedua teman kelasku.
"hi ?" ku sapa mereka dan ku hampiri, terlihat mereka sibuk menggandakan buku literatur hukum perdata, setelah itu aku pun pulang. berjalan sendiri, kepala ku pusing, terik matahari pun sepertinya tak mau berkompromi siang ini.

*pikiran menganggu*
jarang jarang, akhir2 ini aku sering khawatir dengan kesehatanku,semakin lemah padahal jogging tiap weekend sudah rutin, tak diragukan, sejak sd aku tak pernah menyerah menjadi 5 urutan pertama ketika ada tes lari ataupun yg berhubungan dengan kebugaran fisik, heran entah mengapa sejak aku kuliah hanya sekedar naik krl ke jakarta pusat tubuhku sudah kelelahan -.-

*1 bulan kemudian*
sudah lama , dari kecil sejak sd selalu kubayangkan aku memiliki kehidupan yg istimewa. maksud istimewa yg begitu kekanakan, ingin diperhatikan lebih, setiap ku lihat sinetron tv yg memiliki kehidupan yg lebih sering aku iri. bahkan pernah terlintas di pikiran bahwa andai andai saja aku sakit parah mungkin aku akan jadi spesial, mama ayah akan lebih perhatian pada ku.

namun ini hal yang berbeda, kamu ingin jadi spesial nis ? kenapa harus menyedihkan orang lain ? yap ini kisahku. aku terbaring di kamar seukuran 5x6 meter sudah 2 minggu, dokter bilang padaku bahwa benjolan di belakang kepalaku adalah monster tumor yg dulu terlintas ku impikan ? apakah benar ini ?astaghfirullah, aku hanya berulang kali mengucapkannya dan mengucapkannya ketika kata hati begitu menyalahkan diriku sendiri.

aku sakit , tumor ? bukan jenis penyakit yg bisa di sambut dengan ramah dan ringan dalam fikiran seseorang, apalagi ketika ada dikepala di otak, organ pusat kehidupan dan metabolisme tubuh.
ketika pertamakali aku diberitahu mengidap penyakit ini, aku tau secara tidak langsung, bagaimana tidak tau, mama ayah begitu tidak pintar menyembunyikan ekspresi mereka, begitu pula aku tidak bodoh. setiap obat yg diberikan padaku dan ku search di internet aku tau penyakitku, tapi mama ayah begitu membutuhkan waktu yg lama untuk memberitahuku.

bagaimana rasa nya ? entah penuh ? di sini. aku seperti tidak merasakan apa2. aku senang mama ayah ada di sampingku sepanjang waktu, keluargaku berkumpul, aku bisa berada dekat dengan mereka. tapi aku sedih, bagaimana tidak, aku harus menahan tangis karena ketakutan ? takut mati ? apa aku sudah siap ? amalanku ? apa Allah akan mengizinkanku memasuki surgaNya jika aku mati sekarang ? aku tidak boleh menangis selalu ketika butir hangat sudah mulai memenuhi sudut kelopak mataku segera ku tutup mataku dan ku alihkan ke pikiran lain,

ada alasan yg lebih tepat mengapa aku harus menyembunyikan tangis, kadang terlintas apa aku siap meninggalkan mereka ? keluarga yg hangat ? kadang ... aku masih butuh waktu. waktu untuk hidup, karna mereka berdua belum sempat aku bahagia kan. apa kakak ku akan membahagiakan mereka ? aku takut. aku sedih. tapi aku tidak boleh menangis.

setiap pagi ketika ku buka mata ? aku bertanya pada Allah ? ya Allah bukan sekarang kan ? beri aku waktu membahagiakan mereka , menambah senyum mereka walaupun sehari, tapi semenjak penyakit ini datang sepertinya itu hanya impian, jauh daripada membahagiakan mereka berdua keberadaanku menjadi satu hal yg mengerikan , kesedihan yg begitu dalam dalam kehidupan mereka.

sudah 2 minggu juga, mama tidur di kursi sempit itu, menungguiku semalaman, mengambilkanku makanan dan dengan wajah yg nampak kelelahan dan kantong mata yang tebal bekas menangis, dengan senyum yang di paksakan, suara pelan menahan tangis, menuturiku panjang bahwa aku harus makan banyak, harus sehat dan kuat, dan cepat sembuh dan melanjutkan kuliahku dan hidup sehat  apa itu mungkin ya Allah . aku takut.

Menghadapi kenyataan dengan keadaan ini aku takut, lebih memilih, ketika ku tutup mata ku dan kegelapan pandanganku dalam tidur kadang menjadi penenang untuk terka2an buruk dalam diri ku. apakah apakah ? aku siap kehilangan mereka.

kadang dalam senyum pahitku ku selipkan kata maaf pada mereka.

di tambah lagi sosok itu, sosok pahlawan dalam kehidupanku, Ayah, terlihat kantong mata nya lebih tebak, semakin kurus bagaimana tidak setelah begadang semalaman bersujud untuk qiyamul lail. ayahku selalu begitu tapi sepertinya semenjak aku sakit ayahku semakin mengurangi tidurnya dan lebih lama mengetuk pintu langit memohon pertolongan. aku tau, tidurpun beliau tak nyenyak selalu begitu ayahku seorang pemikir yg bahkan dalam tidurnya ia memikirkan keluarganya, bukankah aku anak yang beruntung ? kedua orangtua yang mencintai sepenuh hati ?

apa ini nis yg kau impikan ? sakit tapi menorehkan kesedihan pada orang yang paling mencintaimu ? coba dari sisi mananya kamu akan mrnjadi istimewa dengan semua ini ? ketika bahkan didepan mereka kamu harus menahan nafas dan tidak berbicara karena takut tangis itu keluar, ketika bahkan mereka pun harus berbicara padamu dengan tangis yg tertahan dan mengais secercah harapan yg entah mengapa begitu menyedihkan, atau apakah ini impian ? ketika setiap pagi kau buka mata ? kamu akan bertanya pada Allah ? apa kah masih ada waktu lagi untukku ? atau khawatir ketika semua mrenjadi buruk sosok yg tidur di kursi itu, sosok yg bersujud di sajadahya itu tak kuat menerima nya ? seberapa dalam sakitnya ? sakit dalam hati ?

aku terbangun, itu hanya mimpi buruk aku menangis, masih belum kering air mata membasahi pipiku tapi aku lebih rela menangis sekarang, ada beban dalam hati yg harus diungkap. aku menangis dalam diam, alhamdulillah aku masih sehat. itu hanya mimpi, kuambil wudhu dan ku gelar sajadah dan mukennahku aku ingin berdialog denganNya sisa rasa takut dan penyesalan masih membekas nyata dalam hatiku, ini peringatanNya? kamu harus bersyukur, Aku ingin menarik mimpi bodoh dan mengukir mimpi baru. belum terlambatkan ? Allah Engkau belum marah kan pada Hamba yang tidak bersyukur ini ?


picture made by riris - lirik lagu muhasabah cinta 

IMPIAN BARU NISA

Jika aku boleh meminta, aku ingin hidup lebih lama, lebih sehat. membawa kebahagian orang tuaku. menjadi anak yg sholehah agar mereka bangga dan menjadi anak yg sholehah sebagai bekal mereka di akhirat, pernah ku baca katanya ketika seorang anak menghafal al-Quran katanya akan dikenakan mahkota bercahaya pada kedua orangtuanya kadang ingin kuhadiahkan impian itu pada kedua orang tuaku.It seem's impossible, tapi untuk terus berusaha dan tidak berputus asa akan kasih sayangNya aku harus !!!

Dalam hadits disebutkan, dari Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim).

Lantas maka ya Allah izinkanku mencapai mimpi itu, hadiah terindah dunia akhirat untuk mereka yg mencintaiku tanpa syarat.

thats is my inspiration when I walked by my self this afternoon.thanks Allah and then I write it, I fall tears and then I know that I must hurry up to make my dreams come true. Allahuakbar :) semoga menginspirasi .-.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Kata ~ Padang Pasir

Pict https://hdmessa.files.wordpress.com/2010/02/desert_oasis__libya-2.jpg ini yg di dapet dari hampir sebulan baca buku Fatimah Az-zahra~ Walaupun dilahirkan di Indonesia yg dari lahir jarang lihat gurun padang pasir~ dari cerita perjuangan Rasulullah SAW dalam ber-hijrah demi memperjuangkan agama rahmatan lil alamin :) coba bayangkan betapa panas dan keringnya, dengan kekuatan dan keyakinan iman berhijrah meninggalkan kota kelahiran dan rumah.  Dulu di sma~ salah satu alasan mengapa kita di anjurkan untuk melakukan rihlah agar bisa memaknai peristiwa sejarah islam di tempat yg kita kunjungi dan insyaAllah "padang pasir", saksi bisu bagaimana rasulullah dan sejarah islam berjuang sampai mencapai kejayaan nya adalah daftar tempat yg akan di kunjungi di masa depan ^.^ Dan ada satu hal tentang gurun pasir, puisi asal tapi bermakna jika kalian tau maksudnya #jadi coba pahami layaknya gurun yang begitu luas  seluas mata memandang seperti tanpa ujung. dari

Catatan tentang Totto chan, The Little Girl at the Window

picture :  http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d1/Totto-chan.png Sedikit kutipan dan kesan usai membaca buku "klasik" yang ternyata baru di takdirkan di baca penulis di tahun 2015 *yeay* Sebuah Ironi dalam sayonara :’) Di antara rasa takjub dan heran penulis sebagai tokoh totto chan sendiri menceritakan segala masa kecil. Indah sedikit iri akan kebebasan masa kecil tiap anak dalam mengekspresikan dirinya, mendengarkan irama alam, dan mendapatkan kepercayaan untuk mencari jati diri nya, sistem pendidikan yang bisa di katakan “jenius” menurutku bahkan hingga sekarang di tahun 2015 di mana sangat sulit di percaya buku ini telah lama di tulis hingga sampai ketanganku hingga menulis ringkasan, yang entah mengapa  aku tidak ikhlas jika hanya membiarkannya dibaca dan berlalu. Dan perasaan ini lah yang memaksaku untuk mengabadikannya dalam sedikit resensi dari buku Totto chan gadis cilik di jendela. “kau anak yang benar – benar baik, kau tahu itu, kan ?” kata ya