benar benar, bukan apa apa. aku biarkan diriku larut dalam kebingungan. pemikiran pemikiran ringan menjadi hal yang bersinar melewati waktu. hingga datang pagi ini, di tampar aku oleh kata kata yang ku baca. Ungkapan kekecewaan, bahwa sosok sosok yang dulu memiliki visi yang besar tanpa keyakinan kemampuan, masih berusaha, yang pernah mengaku pemuda, dan berdiri dalam ambang panggung keteguhan, sudah goyah.
Memiliki dunia sendiri, sosok itu hilang, mengaburkan visi besarnya, dan bermain dengan dunia kecil. lantas pertanyaan berikutnya. Ada masalah ?
dia belum menghilang. tamparan itu sedikit membangunkan sedikit urat peduli yang tersisa, hampir hilang. tamparan itu masih terasa, kepedulian itu masih mengelak untuk tidak peduli, masalahnya, kekuatan, semangat yang dulu begitu terang membakar, sudah tenggelam dan redup karna kekecewaan, kekosongan harapan, habis termakan kegelapan.
masihkah kalian butuh orang seperti ini ?
lalu dunia ku terlalu kecil
aku ingin visi besar
tapi lelah akan kecewa
berkali kali semangat itu kunyalakan
dan terang lilin iku kupertahankan
ketika mati tertiup angin aku lelah
tapi aku ingin dunia yang besar
high risk high return
seperti dulu
ketika visi begitu jauh
hingga tak terlihat
dan kobaran semangat
terlalu besar hingga angin kecilpun
tak mampu mengusiknya
oke pilih dunia mu sendiri , dari tamparan itu ku pahami
ada. masih ada sosok di luar sana. lebih dari satu.
di balik ke apatisan yang sekarang mulai tumbuh di jiwa tiap orang
entah kehadirannya menyalahkan diri atau keadaan
masih ada. ada. orang yang peduli, memiliki semangat, mengais secercah harapan
dan rela berkorban untuk visi yang begitu besar.
~ renungan pagi
Komentar
Posting Komentar