Hal yang aneh, aku tak egois kok, gumamku. Aku hanya penasaran, tapi ingin ku telusuri negeri ini sendiri, untuk sementara, biar biar aku sendiri, diam diam ke sini sepulang dari sekolah. Ku telusuri batu warna pintu masuk ke negeri itu. Loncat loncat batu terakhir jingga, dan tada negeri itu terhampar.
Hmm, kemanakah aku ? Kemarin setelah aku bermain di bawah air terjun kristal itu dan menyusuri jembatan menuju rumah itu aku kelelahan. Masih tersimpan dendam bahwa suatu saat pasti aku bisa mencapainya. Oke coba check bagian lain dari negeri ini.
Ku telusuri rumput putih ini, lucu :-) bahkan bayangan diri ku yang jatuh tak tampak di atasnya. Atau mataharinya yang aneh ? Ku pandang ke atas ? Tak ada yang unik dengan matahari di atas sana. Oke abaikan, aku tak begitu tertarik membahasnya, karna jika terus ku fikirkan maka akan berakhir dengan perdebatan memusingkan teori fisika bahwa setiap benda harusnyalah mempunyai bayangan ketika terkena cahaya matahari. Anggap saja rumput ini tak mau menerima bayangku.
Berjalan aku ingin melihat pemandangan dibalik dataran tinggi rumput di sisi kanan jembatan. Sedikit kelelahan aku ambil botol minum yang sudah ku siapkan untuk bekal hari ini. Dan ~ coba lihat, ada hal aneh dan luar biasa, di balik bukit rumput yang telah ku daki. Aneh kenapa aku tak melihatnya dari atas jembatan kemarin ?
Ada pohon, sekumpulan, terlihat rindang. Bahkan sama sekali tak ku temui takut untuk melangkah memasuki nya. Mirip hutan di film alice in the wonderland. Banyak hal yang berbentuk aneh. Pohon pohon itu tak berpola, berbentuk macam macam. Warna nya, hijau tua dan biru tua, seolah begitu rindang dan berjajar rapi begitu erat membentuk ruang lorong ke dalam.
sejenak, ragu tapi penasaran, ku injakan kaki ku di sekumpulan area pepohonan itu, bahkan tanahnya bukan lagi padang rumput putih. Di bawah itu,seperti lumut tapi indah, aku menamakannya "pola lumut" ada pola lumut berbentuk bunga di lantai, aku menginjakkan dengan ragu, takut takutnya ada hal aneh terjadi.
Aneh. Aku diam sesampai di ujung lorong sekumpulan pepohonan ini. Tak berujung ini buntu, tapi ada banyak hal aneh ku temui. Mari kita bahas ~
- bayang itu, matahari bersinar normal, tapi rumput putih ini tak mau menerima bayang ku, seolah olah enggan menerima apapun dari luar, rumput ini begitu putih tak berwarna. Lama lama, ku tapaki rumput putih untuk mencapai kumpulan pepohonan tadi, aku bosan. Rumput itu begitu membosankan dan tak bermotif, andai andai ia mau menerima bayangku, menerima sinar matahari mungkin lebih indah dan menarik ?
- kedua, pohon, pohon itu berbagai macam bentuknya, aku tak bisa menceritakan satu per satu bentuk nya, aku suka melihatnya. Seolah mereka hidup sesuka mereka, tapi begitu rimbun dan berjajar seirama membentuk lorong panjang yang indah ? Bukankah mereka kompak ? Kompak dengan karakter bentuk mereka masing masing, bersama dengan bahagia masing masing ? Oke sedikit berat tapi aku tau itu. Mungkin aku harus menjadi diriku sendiri dan tetap baik dengan teman temanku di sekolah ._.
- ku langkah kan kaki ku, keputusan ku, aku harus menemukan jawaban rasa penasaran ini. Ada apa di lorong rimbun pohon ini. Termasuk menapaki "pola lumut" yang berbentuk bunga, takut merusak pola, pelan pelan ku injak. Indah, setiap ku injakkan kali ku di atas pola itu, seketika ia menyingkir merapat ke sisi lain, seperti naluri magnet ketika bertemu medan lawannya. Melihatnya, hati ku tenang, aku tak perlu khawatir akan merusaknya. Dan beberapa detik kemudian dia akan kembali seperti pola semula. Ku bisikkan "hai, lumut yang baik :-) terimakasih telah mengizinkanku lewat" dan warna pola lumut itu berkelip seolah ramah menjawab sapaanku.Mereka pandai menjaga diri dan menyesuaikan akan segala keadaan.
- di ujung lorong, kesal ku temukan jalan buntu, aku kesal dan berfikir untuk segera keluar, tapi ada satu hal yang menggangguku, kenapa kenapa ada jalan buntu ? Ada batas ? Toh mereka sekumpulan pohon2 harusnya ada sela, dan tak mungkin jalan buntu ini benar benar buntu. Ku putar otakku, kata bu guru di pelajaran biologi daun pepohonan akan cenderung mengarah pada arah sinar matahari bersinar, benad bukan ?. Aku tengok ke atas, mencari keberadaan si matahari , itu memang ada di sebelah sana dan harusnya, di sana benar.
Di sana ada sekumpulan pohon yang mengarah ke arah matahari, mereka tetap mengarah ke matahari berada dan itu ~ di sana di bawah, di sela pola aneh ke arab matahari ada jalan terowongan kecil. Kecil tapi terlihat empuk untuk di telusuri, oke.
oke sampai sini , aku harus kembali, ku lihat jam tangan di tas ku, sudah jam 5 sore aku harus pulang. Mama akan ngomel panjang jika aku tak berada tepat waktu di depan halte sekolah. Sampai jumpa di hari ke 3 :-)
Hmm, kemanakah aku ? Kemarin setelah aku bermain di bawah air terjun kristal itu dan menyusuri jembatan menuju rumah itu aku kelelahan. Masih tersimpan dendam bahwa suatu saat pasti aku bisa mencapainya. Oke coba check bagian lain dari negeri ini.
Ku telusuri rumput putih ini, lucu :-) bahkan bayangan diri ku yang jatuh tak tampak di atasnya. Atau mataharinya yang aneh ? Ku pandang ke atas ? Tak ada yang unik dengan matahari di atas sana. Oke abaikan, aku tak begitu tertarik membahasnya, karna jika terus ku fikirkan maka akan berakhir dengan perdebatan memusingkan teori fisika bahwa setiap benda harusnyalah mempunyai bayangan ketika terkena cahaya matahari. Anggap saja rumput ini tak mau menerima bayangku.
Berjalan aku ingin melihat pemandangan dibalik dataran tinggi rumput di sisi kanan jembatan. Sedikit kelelahan aku ambil botol minum yang sudah ku siapkan untuk bekal hari ini. Dan ~ coba lihat, ada hal aneh dan luar biasa, di balik bukit rumput yang telah ku daki. Aneh kenapa aku tak melihatnya dari atas jembatan kemarin ?
Ada pohon, sekumpulan, terlihat rindang. Bahkan sama sekali tak ku temui takut untuk melangkah memasuki nya. Mirip hutan di film alice in the wonderland. Banyak hal yang berbentuk aneh. Pohon pohon itu tak berpola, berbentuk macam macam. Warna nya, hijau tua dan biru tua, seolah begitu rindang dan berjajar rapi begitu erat membentuk ruang lorong ke dalam.
sejenak, ragu tapi penasaran, ku injakan kaki ku di sekumpulan area pepohonan itu, bahkan tanahnya bukan lagi padang rumput putih. Di bawah itu,seperti lumut tapi indah, aku menamakannya "pola lumut" ada pola lumut berbentuk bunga di lantai, aku menginjakkan dengan ragu, takut takutnya ada hal aneh terjadi.
Aneh. Aku diam sesampai di ujung lorong sekumpulan pepohonan ini. Tak berujung ini buntu, tapi ada banyak hal aneh ku temui. Mari kita bahas ~
- bayang itu, matahari bersinar normal, tapi rumput putih ini tak mau menerima bayang ku, seolah olah enggan menerima apapun dari luar, rumput ini begitu putih tak berwarna. Lama lama, ku tapaki rumput putih untuk mencapai kumpulan pepohonan tadi, aku bosan. Rumput itu begitu membosankan dan tak bermotif, andai andai ia mau menerima bayangku, menerima sinar matahari mungkin lebih indah dan menarik ?
- kedua, pohon, pohon itu berbagai macam bentuknya, aku tak bisa menceritakan satu per satu bentuk nya, aku suka melihatnya. Seolah mereka hidup sesuka mereka, tapi begitu rimbun dan berjajar seirama membentuk lorong panjang yang indah ? Bukankah mereka kompak ? Kompak dengan karakter bentuk mereka masing masing, bersama dengan bahagia masing masing ? Oke sedikit berat tapi aku tau itu. Mungkin aku harus menjadi diriku sendiri dan tetap baik dengan teman temanku di sekolah ._.
- ku langkah kan kaki ku, keputusan ku, aku harus menemukan jawaban rasa penasaran ini. Ada apa di lorong rimbun pohon ini. Termasuk menapaki "pola lumut" yang berbentuk bunga, takut merusak pola, pelan pelan ku injak. Indah, setiap ku injakkan kali ku di atas pola itu, seketika ia menyingkir merapat ke sisi lain, seperti naluri magnet ketika bertemu medan lawannya. Melihatnya, hati ku tenang, aku tak perlu khawatir akan merusaknya. Dan beberapa detik kemudian dia akan kembali seperti pola semula. Ku bisikkan "hai, lumut yang baik :-) terimakasih telah mengizinkanku lewat" dan warna pola lumut itu berkelip seolah ramah menjawab sapaanku.Mereka pandai menjaga diri dan menyesuaikan akan segala keadaan.
- di ujung lorong, kesal ku temukan jalan buntu, aku kesal dan berfikir untuk segera keluar, tapi ada satu hal yang menggangguku, kenapa kenapa ada jalan buntu ? Ada batas ? Toh mereka sekumpulan pohon2 harusnya ada sela, dan tak mungkin jalan buntu ini benar benar buntu. Ku putar otakku, kata bu guru di pelajaran biologi daun pepohonan akan cenderung mengarah pada arah sinar matahari bersinar, benad bukan ?. Aku tengok ke atas, mencari keberadaan si matahari , itu memang ada di sebelah sana dan harusnya, di sana benar.
Di sana ada sekumpulan pohon yang mengarah ke arah matahari, mereka tetap mengarah ke matahari berada dan itu ~ di sana di bawah, di sela pola aneh ke arab matahari ada jalan terowongan kecil. Kecil tapi terlihat empuk untuk di telusuri, oke.
oke sampai sini , aku harus kembali, ku lihat jam tangan di tas ku, sudah jam 5 sore aku harus pulang. Mama akan ngomel panjang jika aku tak berada tepat waktu di depan halte sekolah. Sampai jumpa di hari ke 3 :-)
Komentar
Posting Komentar