Langsung ke konten utama

Negeri Avena Part 2

Hal yang aneh, aku tak egois kok, gumamku. Aku hanya penasaran, tapi ingin ku telusuri negeri ini sendiri, untuk sementara, biar biar aku sendiri, diam diam ke sini sepulang dari sekolah. Ku telusuri batu warna pintu masuk ke negeri itu. Loncat loncat batu terakhir jingga, dan tada negeri itu terhampar.

Hmm, kemanakah aku ? Kemarin setelah aku bermain di bawah air terjun kristal itu dan menyusuri jembatan menuju rumah itu aku kelelahan. Masih tersimpan dendam bahwa suatu saat pasti aku bisa mencapainya. Oke coba check bagian lain dari negeri ini.

Ku telusuri rumput putih ini, lucu :-) bahkan bayangan diri ku yang jatuh tak tampak di atasnya. Atau mataharinya yang aneh ? Ku pandang ke atas ? Tak ada yang unik dengan matahari di atas sana. Oke abaikan, aku tak begitu tertarik membahasnya, karna jika terus ku fikirkan maka akan berakhir dengan perdebatan memusingkan teori fisika bahwa setiap benda harusnyalah mempunyai bayangan ketika terkena cahaya matahari. Anggap saja rumput ini tak mau menerima bayangku.

Berjalan aku ingin melihat pemandangan dibalik dataran tinggi rumput di sisi kanan jembatan. Sedikit kelelahan aku ambil botol minum yang sudah ku siapkan untuk bekal hari ini. Dan ~ coba lihat, ada hal aneh dan luar biasa, di balik bukit rumput yang telah ku daki. Aneh kenapa aku tak melihatnya dari atas jembatan kemarin ?

Ada pohon, sekumpulan, terlihat rindang. Bahkan sama sekali tak ku temui takut untuk melangkah memasuki nya. Mirip hutan di film alice in the wonderland. Banyak hal yang berbentuk aneh. Pohon pohon itu tak berpola, berbentuk macam macam. Warna nya, hijau tua dan biru tua, seolah begitu rindang dan berjajar rapi begitu erat membentuk ruang lorong ke dalam.

sejenak, ragu tapi penasaran, ku injakan kaki ku di sekumpulan area pepohonan itu, bahkan tanahnya bukan lagi padang rumput putih. Di bawah itu,seperti lumut tapi indah, aku menamakannya "pola lumut" ada pola lumut berbentuk bunga di lantai, aku menginjakkan dengan ragu, takut takutnya ada hal aneh terjadi.

Aneh. Aku diam sesampai di ujung lorong sekumpulan pepohonan ini. Tak berujung ini buntu, tapi ada banyak hal aneh ku temui. Mari kita bahas ~

- bayang itu, matahari bersinar normal, tapi rumput putih ini tak mau menerima bayang ku, seolah olah enggan menerima apapun dari luar, rumput ini begitu putih tak berwarna. Lama lama, ku tapaki rumput putih untuk mencapai kumpulan pepohonan tadi, aku bosan. Rumput itu begitu membosankan dan tak bermotif, andai andai ia mau menerima bayangku, menerima sinar matahari mungkin lebih indah dan menarik ?

- kedua, pohon, pohon itu berbagai macam bentuknya, aku tak bisa menceritakan satu per satu bentuk nya, aku suka melihatnya. Seolah mereka hidup sesuka mereka, tapi begitu rimbun dan berjajar seirama membentuk lorong panjang yang indah ? Bukankah mereka kompak ? Kompak dengan karakter bentuk mereka masing masing, bersama dengan bahagia masing masing ? Oke sedikit berat tapi aku tau itu. Mungkin aku harus menjadi diriku sendiri dan tetap baik dengan teman temanku di sekolah ._.

- ku langkah kan kaki ku, keputusan ku, aku harus menemukan jawaban rasa penasaran ini. Ada apa di lorong rimbun pohon ini. Termasuk menapaki "pola lumut" yang berbentuk bunga, takut merusak pola, pelan pelan ku injak. Indah, setiap ku injakkan kali ku di atas pola itu, seketika ia menyingkir merapat ke sisi lain, seperti naluri magnet ketika bertemu medan lawannya. Melihatnya, hati ku tenang, aku tak perlu khawatir akan merusaknya. Dan beberapa detik kemudian dia akan kembali seperti pola semula. Ku bisikkan "hai, lumut yang baik :-) terimakasih telah mengizinkanku lewat" dan warna pola lumut itu berkelip seolah ramah menjawab sapaanku.Mereka pandai menjaga diri dan menyesuaikan akan segala keadaan.

- di ujung lorong, kesal ku temukan jalan buntu, aku kesal dan berfikir untuk segera keluar, tapi ada satu hal yang menggangguku, kenapa kenapa ada jalan buntu ? Ada batas ? Toh mereka sekumpulan pohon2 harusnya ada sela, dan tak mungkin jalan buntu ini benar benar buntu. Ku putar otakku, kata bu guru di pelajaran biologi daun pepohonan akan cenderung mengarah pada arah sinar matahari bersinar, benad bukan ?. Aku tengok ke atas, mencari keberadaan si matahari , itu memang ada di sebelah sana dan harusnya, di sana benar.

Di sana ada sekumpulan pohon yang mengarah ke arah matahari, mereka tetap mengarah ke matahari berada dan itu ~ di sana di bawah, di sela pola aneh ke arab matahari ada jalan terowongan kecil. Kecil tapi terlihat empuk untuk di telusuri, oke.

oke sampai sini , aku harus kembali, ku lihat jam tangan di tas ku, sudah jam 5 sore aku harus pulang. Mama akan ngomel panjang jika aku tak berada tepat waktu di depan halte sekolah. Sampai jumpa di hari ke 3 :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Cinta ?

---------------------------------------------Behind the Story --------------------------------------------- Aku ingin menceritakan tentang Nisa, gadis berusia 19 tahun. Mahasiswa, mempunyai kehidupan normal dan impian yang tinggi. Masih tertatih menjadi muslimah sejati. Cinta Allah dan Rasul insyaAllah Cerita ini dimulai dari menceritakan diriku dari sisi lain. bukannya mempunyai dua kepribadian atau -apa, seperti cerita itu hanya lewat ketika peristiwa yang sebenarnya terjadi. Cerita ini entah mengapa cocok dengan lagu favorit yang tak sengaja di pertemukan dengan penulis :) tentang edcoustik :  https://edcoustic.wordpress.com/about/ menulis cerita ini aku takut ketika semua menjadi realita tp dalam hati aku ingin menegur diriku sendiri bahwa tidak bersyukur adalah hal yg sangat tak terpuji. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- Berjalan pulang, kuliah selesai setengah jam dari sebelumnya, pukul 12.30 a

Sedikit Kata ~ Padang Pasir

Pict https://hdmessa.files.wordpress.com/2010/02/desert_oasis__libya-2.jpg ini yg di dapet dari hampir sebulan baca buku Fatimah Az-zahra~ Walaupun dilahirkan di Indonesia yg dari lahir jarang lihat gurun padang pasir~ dari cerita perjuangan Rasulullah SAW dalam ber-hijrah demi memperjuangkan agama rahmatan lil alamin :) coba bayangkan betapa panas dan keringnya, dengan kekuatan dan keyakinan iman berhijrah meninggalkan kota kelahiran dan rumah.  Dulu di sma~ salah satu alasan mengapa kita di anjurkan untuk melakukan rihlah agar bisa memaknai peristiwa sejarah islam di tempat yg kita kunjungi dan insyaAllah "padang pasir", saksi bisu bagaimana rasulullah dan sejarah islam berjuang sampai mencapai kejayaan nya adalah daftar tempat yg akan di kunjungi di masa depan ^.^ Dan ada satu hal tentang gurun pasir, puisi asal tapi bermakna jika kalian tau maksudnya #jadi coba pahami layaknya gurun yang begitu luas  seluas mata memandang seperti tanpa ujung. dari

Catatan tentang Totto chan, The Little Girl at the Window

picture :  http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d1/Totto-chan.png Sedikit kutipan dan kesan usai membaca buku "klasik" yang ternyata baru di takdirkan di baca penulis di tahun 2015 *yeay* Sebuah Ironi dalam sayonara :’) Di antara rasa takjub dan heran penulis sebagai tokoh totto chan sendiri menceritakan segala masa kecil. Indah sedikit iri akan kebebasan masa kecil tiap anak dalam mengekspresikan dirinya, mendengarkan irama alam, dan mendapatkan kepercayaan untuk mencari jati diri nya, sistem pendidikan yang bisa di katakan “jenius” menurutku bahkan hingga sekarang di tahun 2015 di mana sangat sulit di percaya buku ini telah lama di tulis hingga sampai ketanganku hingga menulis ringkasan, yang entah mengapa  aku tidak ikhlas jika hanya membiarkannya dibaca dan berlalu. Dan perasaan ini lah yang memaksaku untuk mengabadikannya dalam sedikit resensi dari buku Totto chan gadis cilik di jendela. “kau anak yang benar – benar baik, kau tahu itu, kan ?” kata ya