Langsung ke konten utama

Flashback moment, Let's Catch it ! Part 2

#moment 4#
Kakak

mencerita. 19 tahun, 24 tahun. kita.
memandangnya rasa rasanya waktu yang terlalu cepat berjalan.

kata pertama, CHARMING.
 dia duduk dan selalu tepat berada di posisinya. duduk di situ, menjadi kakak ku, entah mengapa.

thankful . Allah menyediakan sosok itu di hadapanku. kadang ketika mama marah dan mengatakan bahwa aku yang seharusnya pantas menjadi kakak. di setiap ketidakdewasaannya aku yakin sosok ini akan ada dan muncul, dan itu sekarang di hari pernikahannya.

kata kedua, CANTIK, akhirnya dia sampai di lembar kehidupan ini, saat ada tangan lain yang menggandengnya menjalani fase lain. selain aku adiknya. selain orang tuaku yang merangkulnya sejak dalam buaian. ada seseorang untuk nya, bersanding dengan orang lain , baru ku sadari kakak ku cantik, bukan kakak ku yang dulu yang selalu di olok karena rambut kribonya, bukan kakak ku yang dulu yang selalu berlari dan tidak menyelesaikan semuanya. hari ini dia menemukan penyelesaian. untuk perasaannya.

kata ketiga DEWASA. ku rasa berat menjadi kakak. sosok itu ada, di saat aku tertidur dan menggendongku tengah malam. masih ku ingat dalam setengah sadarku aku tau ini pundak kakak ku yang ku rangkul, udara dingin malam hari, langkah kaki kakak ku berat, menggendongku pulang ke rumah.
sosok yang ada, ketika aku rindu kedua orang tua ku, ku peluk erat ketika udara dingin tol surabaya malang itu menambah berat rasa rinduku ke orang tuaku.
sosok yang ada ketika aku ketakutan, akan apa pun yang terjadi dan dia ada di sebelahku, sibuk menonton tv dan aku tenang karena dia ada.
atau sosok yang ada, senyum kakak ku yang selalu terukir, ketika diam diam ku intip kakak ku lewat celah pintu di kelas nya, dan ketahuan 😂 dia tetap tersenyum.

kata ke 4. WARM HEART. dalam kesendirian dia ada. ada ketika orang tua ku sejenak hilang dalam kesendirian dia ada, menjadi cerita masa kecil ku tetap ada dan hangat membawa keceriaan. memberikan porsi kasih sayang yang selalu ada untuk setiap orang dalam kehidupan nya.

kata ke 5 TANGGUH , kakak ku selalu kuat sampai ke langkah ini. dia manusia yang kuat setelah orang tua ku. menghadapi segalanya, menahan amarah, menahan rasa, menahan bosan, menahan penat, menahan pilu. dia lewati dalam diam dan kealpaan diriku. bukankah aku sosok antagonisnya ?

dibalik cerita bukan tanpa sebab ku ceritakan ini, suatu waktu ada di mana kakak ku tidak ada di rumah, kan ku baca satu persatu lembaran cerita perasannya. buku itu selalu ada tersimpan di tempat nya, dan aku tau di mana itu. dari ratusan atau ribuan masalah yang ada, antara kebingungan perasaan yang seringkali jalan cerita takdir tidak sejalan.
dia kuat menjaga diri nya tetap di jalur kebanggan orang tuaku, posisi nya menjadi anak dan tetap berada di sisiku. dan hari ini Allah memberikan hadiah takdirNya, thanks Allah.

Jaga kakak ku, di fase kehidupan baru ini 🙊 Amiin. hari ini ku pandang kakak ku rasa2 nya baru sekarang aku yakin dia pantas menjadi seperti mama ku, menjadi seorang Ibu yang hebat dan bertanggungjawab, menjadi seorang istri dan menerima segala tanggung jawab.

#moment 5#
USA 4th
Pict : edit with sketchguru

Apapun itu, pagi itu ada, sampai di sini aku berada di posisi ku. Kembali di dalam ruang kelas berukuran 8 x 6 m. Aku duduk. Semuanya ada. Kelas USA generasi 4 aksel magesa aku heran kenapa aku menjadi bagian dari kalian.

Bisa di katakan, selain takdir yang ada, dalam ketakutan kita bersama ? Bahkan dalam proses dewasa itu sendiri kita ada. Suasana ini, rasa rasa resah ketika rapat kelulusan tiap seleksi semester, rasa resah dan bersama duduk dalam diam. Berharap keputusan apapun kita akan tetap bersama, atau rasa rasa bahagia ketika satu langkah telah kita lewati, semester baru dan moment tiba ketika ini waktunya kita bersenang senang bersama. Moment yang tak terlupakan ketika perjalanan ke pacet bersama, moment bersama ke rumah ipul atau moment outbund bareng kita. Waktu kebersamaan yang selalu menguatkan hati setiap oran untuk tetap bertahan.

Atau rasa tersisihkan ? Ketika Tahun ke tiga menjadi tahun yang paling berat. Berbeda dari yang lain, seharian di dalam ruang kelas ini, buku buku yang bertumpuk dan guru yang hampir 10 jam bergantian mengajarkan ilmu nya, dan kita tetap berada disini menjalani nya. Rasa tersisihkan dari yang di luar sana. Ketika teman yang lain harusnya sedang bergembira aktif dengan hobi dan passion mereka kita tetap di ruang kelas ini bergembira berlomba dengan waktu mencapai impian kita.

Dan hari penutupan pun datang, wisuda, we make it. Apapun dari sekian cerira, try out berulang kali. Belajar bareng, bimbingan sampai malam hari di ma'had ataupun di hari ujian nasional, ujian nasional madrasah ataupun ujian praktek. Kita berhasil melewati nya, hari ini sedikit gelisah, ku pandang jalanan, perjalanan ku menuju gedung sasana krida tempat dimana wisuda ku di gelar. Bersama kalian we did it :)

Saru satu nama di panggil, masih ku ingat, sefin ruri nikma yasmin ipul dan jajaran lain 16 teman ku yang lain duduk di depanku. Nama kita di panggil untuk menerima kalung wisuda dan ijazah tanda kita telah lulus dari madrasah ini. Tapi tak ada rasa rasa yang lebih terasa, rahasia masa depan bahwa di sini akhir cerita USA, ingin tiada akhir,tapi di sini lah sepertinya perjalanan bersama 2 tahun ini harus di tutup. Sudah waktunya melabuh dan menempuh jalan masing masing meraih impian.

 Ku rekam rasa ini rasa untuk kelas aksel tercintaku USA. Ukiran moment bahagia masa sma ku, yang pernah ada , dalam takut dalam resah dalam bahagia dalam ceria atau dalam sifat kekanakan kita. Hai USA kita pernah melewati nya kan ? Love ❤


#moment 6#
KERETA 16 jam 50 Menit

Stop .Aku ingin menceritakan moment bahagia nya. Pagi jam 8 sudah rapi satu tas punggung untuk barang berharga dan satu tas jinjing untuk pakaian. Ku telfon temanku untuk bersiap siap. Jam 10 tepat biasanya kami harus sudah berangkat. Naik krl dari tangerang ke pasar senin. Di tempuh selama 2 jam tapi tak sedikitpun ada rasa dongkol di hatiku. Bahagia, karena tak lama lagi kurang dari 24 jam aku akan sampai di rumah tercintaku, kota kelahiranku. 

2 jam kemudian, hiruk pikuk stasiun pasar senin tak pernah berubah. 2 tahun lalu pertama kali aku sampai ke sini. Masih seperti ini. Lalu lalang lautan manusia dengan barang bawaan yang begitu menumpuk. Tas tas besar. Gerombolan macam orang. 

Seperti biasa, jam menunjukkan pukul 1 siang, masih 2 jam lagi hingga keberangkatan kereta...

Suara teng teng teng khas stasiun berbunyi. Aku selalu menemukan perasaan yang berbeda ketika mendengarnya. Suasana hijrah, perjalanan. Setiap ku temui suara itu dalam hatiku seperti ada pengingat otomatis akan ingatan dalam setiap perjalanan ku. Dan itu berbunyi. Tanda bahwa gerbang kereta ku sudah di buka.

10 menit. Aku sudah duduk di bangku kereta ku, ketiga temenku ada di samping dan depanku. Aku di pinggir jendela. Sesekali bergabung dengan obrolan sesekali diam dan memandang keluar. Mengamati aktivitas orang di luar sana. Sembari memeluk tas punggung ku. Khas suasana ini kereta kadang tak mengizinkanku untuk sibuk melakukan aktivitas lain, aku lebih suka diam dan mengamati semuanya. Mengingat nya lebih lama. 

Ada rasa yang lebih lagi, bahwa kepulangan kita ke malang menandakan bahwa liburan baru di mulai. Senyum itu terukir lagi. Daftar rencana main sudah tergambar, janji sana sini untuk bertemu. Atau sekedar request masakan ke mama yg dirumah. Atau sekedar telfon berkali kali dari ayahku sampai di stasiun mana sepanjang perjalanan. Aku tau ayahku begitu excited akan kepulanganku :)

Makan, bercanda, foto, rumpi, cerita, atau sekedar saling ejek. Nyamil, sholat banyak hal ketika ada teman dan bahagia ada. Beberapa kali kita memang sering di tegur karena terlalu berisik. Tapi apalah daya 🙈 semangat ini sulit untuk di kontrol, semamgatbmeet up kita .-.

Malam hari. Semua tertidur, sesekali terbangun, untuk ke toilet atau sekedar ngambil camilan karena kelaparan, masih setengah perjalanan biasanya malam hari kereta sudah sampai di daerah solo. Aku melirik malas di jendela kereta sebelahku bersandar kesana sembari ku perhatikan petugas stasiun yang membawa rambu2 pertanda kereta akan melanjutkan perjalanan kembali. Lalu tertidur lagi.

Shubuh. Aku terbangun lelah untuk tidur, perjalanan kurang 5 jam lagi, dari sini aku mulai taj rela memejamkan mata lagi terus memandang jendela tsk henti. Karna pemandangan alami mulai berjajar, bandingkan dijakarta kalian akan kesulitan menemukan sawah walupun hanya sepetak. Tapi di sini hamparan sawah hijau berhektar hektar memanjakan mata. Ada sorotan cahaya matahari dari ujung sana menyambut lelap suasana tidur dalam kereta. Lukisan alam karya Tuhan membentang. Kadang di musim hujan kepulangan kita, indah percikan air yang menempel jendela menambah suasana sejuk alam. Memperindah karya ini. Ada sedikit kabut yang melayang tenang menyelimuti padang hijau ini.

Kereta tetap berjalan. Melewati sawah dan sawah sesekali ada jurang yang begitu curam, indah. Di bawahnya mengalir deras air sungai dan hamparan pohon tinggi di bibir tebingnya.

Kadang aku bayangkan jika aku ada di sana, bisa turun keaana. Berlari, diam, tanpa kesibukan dan bebas. Sesekali berusaha ku pandang kejauhan, ada bapak yang sedang mengkayuh sepeda nya di jalanan setapak sawah, ada anak kecil main layangan dan begitu gembira melihat kerata lewat. :" andai andai aku bisa menangkap ini lebih lama.

Sampai di blitar, sedikit lagi. Aku selalu terpukau lagi, Selalu suka dengan suasana stasiun ini. Terlihat sederhana, tua dan seperti menyimpan cerita dan saksi panjang waktu dari masa lalu. Mushola itu diam di ujung sana, halamannya bersih pagar kayu nya membawa suasana tersendiri. Masa kecilku. Baru ku ingat, kota ini mengingatkan malang di masa kecilku. Jauh berbeda dengan sekarang.

Di pinggir kota blitar kereta ini melaju menyusuri rentetan rumah kayu dan halaman luas. Semakin menarik ingatan masa kecilku. Jalanan tanah, suasana rumah rumah yang masih tenang mengisyaratkan penghuninya masih belum beraktivitas. Sesekali terlihat nenek nenek yang sedang sibuk menyapu dengan sapu lidi nya, membentuk "karya seni" garis garis di pelataran rumahnya. Khas.

Khas lagi rumah itu begitu kelihatan ramah, tidak bersekat sekat  seperti di kota. Tidak ada pagar tinggi yang menjulang. Yang ada hanya batas "bok" khas pedesaan yang jadi tempat yang nyaman untuk ibu ibu dan anak anak bermain di pagi dan sore hari. Bahkan jalanan raya nya pun masih sepi.

Stasiun malang, kereta berhenti. Kami terbangun, bahagia. Saling senyum dan semangat menurunkan barang bawaan. Dan selamat datang kota ku :) kota tercinta, I miss you. Selanjutnya tentu saja :) aku pulang.


---------------------------------------------- Behind the story ---------------------------------------------------
Catch the moment part 2. Aku kesulitan. Seminggu ini ku putar balik semua ingatan yang ingin ku abadikan. Ada 2 hal muncul USA dan kakak ku. Tujuan awal ku mulai menceritakan project moment adalah tentang rasa dalam satu moment. Tapi jujur rasanya aku butuh waktu lagi. Terlalu banyak moment moment mereka yang ingin ku abadikan dan jadilah tulisan ini. I can edit it so sooon. 🙈 kurang fokus dan terlalu banyak cerita yang tertuang. Dalam waktu singkat begitu sulit ku pilih mana moment yang paling berharga karena kata USA dan kakak bukan merupakan satu moment tapi rentetan moment .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muhasabah Cinta ?

---------------------------------------------Behind the Story --------------------------------------------- Aku ingin menceritakan tentang Nisa, gadis berusia 19 tahun. Mahasiswa, mempunyai kehidupan normal dan impian yang tinggi. Masih tertatih menjadi muslimah sejati. Cinta Allah dan Rasul insyaAllah Cerita ini dimulai dari menceritakan diriku dari sisi lain. bukannya mempunyai dua kepribadian atau -apa, seperti cerita itu hanya lewat ketika peristiwa yang sebenarnya terjadi. Cerita ini entah mengapa cocok dengan lagu favorit yang tak sengaja di pertemukan dengan penulis :) tentang edcoustik :  https://edcoustic.wordpress.com/about/ menulis cerita ini aku takut ketika semua menjadi realita tp dalam hati aku ingin menegur diriku sendiri bahwa tidak bersyukur adalah hal yg sangat tak terpuji. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- Berjalan pulang, kuliah selesai setengah jam dari sebelumnya, pukul 12.30 a

Sedikit Kata ~ Padang Pasir

Pict https://hdmessa.files.wordpress.com/2010/02/desert_oasis__libya-2.jpg ini yg di dapet dari hampir sebulan baca buku Fatimah Az-zahra~ Walaupun dilahirkan di Indonesia yg dari lahir jarang lihat gurun padang pasir~ dari cerita perjuangan Rasulullah SAW dalam ber-hijrah demi memperjuangkan agama rahmatan lil alamin :) coba bayangkan betapa panas dan keringnya, dengan kekuatan dan keyakinan iman berhijrah meninggalkan kota kelahiran dan rumah.  Dulu di sma~ salah satu alasan mengapa kita di anjurkan untuk melakukan rihlah agar bisa memaknai peristiwa sejarah islam di tempat yg kita kunjungi dan insyaAllah "padang pasir", saksi bisu bagaimana rasulullah dan sejarah islam berjuang sampai mencapai kejayaan nya adalah daftar tempat yg akan di kunjungi di masa depan ^.^ Dan ada satu hal tentang gurun pasir, puisi asal tapi bermakna jika kalian tau maksudnya #jadi coba pahami layaknya gurun yang begitu luas  seluas mata memandang seperti tanpa ujung. dari

Catatan tentang Totto chan, The Little Girl at the Window

picture :  http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/d/d1/Totto-chan.png Sedikit kutipan dan kesan usai membaca buku "klasik" yang ternyata baru di takdirkan di baca penulis di tahun 2015 *yeay* Sebuah Ironi dalam sayonara :’) Di antara rasa takjub dan heran penulis sebagai tokoh totto chan sendiri menceritakan segala masa kecil. Indah sedikit iri akan kebebasan masa kecil tiap anak dalam mengekspresikan dirinya, mendengarkan irama alam, dan mendapatkan kepercayaan untuk mencari jati diri nya, sistem pendidikan yang bisa di katakan “jenius” menurutku bahkan hingga sekarang di tahun 2015 di mana sangat sulit di percaya buku ini telah lama di tulis hingga sampai ketanganku hingga menulis ringkasan, yang entah mengapa  aku tidak ikhlas jika hanya membiarkannya dibaca dan berlalu. Dan perasaan ini lah yang memaksaku untuk mengabadikannya dalam sedikit resensi dari buku Totto chan gadis cilik di jendela. “kau anak yang benar – benar baik, kau tahu itu, kan ?” kata ya