Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2021

Sketsa Waktu

Sketsa wajtu adalah rentetan kisah, 1 paragraf yang akan mewakili perasaan sepanjang tahun. Waktu yang begitu cepat melaju bersamaan dengan ketidaksadaran diri ini atas nilai berharganya. 1 paragraf yang diharapkan akan mewakili, menautkan rasa kala itu dan menjadi pengingat. Dikala sulit, bahwa banyak hal baik atas nikmat waktu yang telah Allah beri, Dan tugas hamba untuk bersyukur dan berupaya yang harus selalu dikedepankan.  sosok itu membuka mata, ada rasa yang aneh, rasa aneh di mana ada yang harus ku lakukan di setiap detik, menarik nafas, bernafas, yap? setiap detik ? bukannya itu melelahkan ku coba berhenti bernafas tapi rasanya sakit :( nah ? oke aku akan mulai belajar bernafas. 1 hari aku membuka mata, ada 2 sosok yang selalu ada di setiap aku membuka mata, sosok itu begitu besar di mataku, sesekali menutupi terang dari atas sana. 2 hari ketika aku berteriak dan mengeluarkan suara, dan seperti ada dorongan dari dalam untuk tersenyum,, orang disekitarku begitu bahagia mena

Payung Hitam di Bulan Agustus

Detik kian menerpa, Tak pernah berhenti sejenak Meski hati pilu, Air mata terurai Sore senja kala itu, dari kejauhan Potret kehidupan yang berulang Kali ini kematian menghampiri Sosok terhangat dikeluarga kami Kini telah terpisah Terbujur kaku dalam ruang Manusia yang lalai Selalu merasa tau tentang kematian tetapi, kala kematian menghampiri tertegun, sesak dan ketakutan Mama sayang Payung kehangatan kami telah berpulang kepada-Nya dalam keheningan dan pelukan terakhir kami ikhlaskan rasa kepada sang Pemilik Mungkin cukup sampai sini... Mungkin yang terbaik... dalam kata mungkin dan keraguan ada sosok tak berdaya yang mencoba mencari pencairan jalan keluar dari ruang gelap yang sesak perjuangan mama kami kehangatan dan samudra kasih Selamat istirahat mama sayang Sampai jumpa hingga takdir ini  juga menghentikan kehidupan kami Sampai jumpa mama atas izinNya kelak - 3 bulan kemudian -  Rintik hujan sesekali menghampiri Berteduh dibawah awan Melihat pelangi kemudian hujan kembali Tapi kin